welcome

Selamat datang dan Selamat bergabung ... Selamat datang dan Selamat bergabung ...Selamat datang dan Selamat bergabung

Senin, 26 Oktober 2009

Analisis Komponen dan Analisis Tema

c. Analisis Komponen

Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawancara atau penamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.


Delapan langkah analisis komponen ;
1. memilih domein yang akan dianalisis
2. mengedintifikasi seluruh kontras,
3. menyiapkan lembar paradigma,
4. mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai
5. menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu.
6. menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
7. mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
8. menyiapkan paradigma lengkap

d. Analisis Tema
Merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.
Tujuah cara untuk menemukan tema ;
1. Melebur diri
2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan,
3. menemukan perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya
4. menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis,
5. mengidentifikasi domein terorganisir,
6. membuat gambar untuk menvisualisasi hubungan antar domein
7. mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik ; konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.

Analisis dan Interpretasi Data

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Penelitian bo ...!!!



1. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah penelitian naturalistik (spradley) maka analisis data dilaksanakan langsung dilapangan bersama-sama dengan pengumpulan data.
Empat tahap analisis data diselingi pengumpulan data yaitu :
a. analisis domein
b. analisis taksonomi
c. analisis komponen
d. analisis tema

a. Analisis Domein

Analisis domein dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperan serta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.
Pengamatan Deskriptif berarti mengadakan pengamatan secara menyeluruh terhadap sesuatu yang ada dalam latar penelitian.

b. Analisis Taksonomi

Setelah selesai analisis domein dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya oleh peneliti. Setelah hasil pengamatan terpilih, kemudian di perdalam dengan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.

Tujuh langkah analisis taksonomi ;
1. memilih domein untuk dianalisis,
2. mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domein,
3. mencari tambahan istilah bagian
4. mencari domein yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domein yang sedang dianalisis,
5. membentuk taksonomi sementara,
6. mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan,
7. membangun taksonomi secara lengkap

Tahap Pekerjaan Lapangan Analisa Data

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

2) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

a) Pembatasan dan Penelit
b) Penampilan
c) Pengenalan hubungan penelitian di lapangan
d) Jumlah waktu studi

3) Berperan-serta sambil mengumpulkan data
a) pengarahan batas studi
b) mencatat data
c) petunjuk tentang cara mengingat data
Click to get cool Animations for your MySpace profile
Cappeee dechh!


3. Tahap Analisis Data

Tahap Penelitian Secara Siklikal

Proses penelitian ini mempunyai pola seperti lingkaran (Siklikal), dalam penelitian ini pengumpulan data di dahulukan, tapi kemudian menyatukan kegiatan pengumpulan data dengan analisa data-nya. (mengikuti terori spradley).

a. pengamatan deskriptif
b. analisa domein
c. pengamatan terfokus
d. analisis taksonomi
e. pengamatan terpilih
f. analisis komponen
g. analisis tema

Tahap Penelitian Secara Umum

Tahap Penelitian Secara Umum

1. Tahap Pra-Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

b. Memilih Lapangan Penelitian
Click to get cool Animations for your MySpace profile
wura-wiri, wura wiri he he ..!!



Cara terbaik dalam menentukan Lapangan Penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari dan mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian; untuk itu peneliti harus pergi kelapangan untuk melihat persesuaian dengan kenyataan dilapangan.
Sesuaikan kemampuan dengan keadaan geografis, waktu, biaya, dan tenaga, dalam penentuan tempat penelitian.

c. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Perlu di ingat bahwa peneliti sudah harus mempelajari pustaka sebelum terjun kelapangan. Mempelajari segala unsur ; lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam dll.
Pengenalan dan penjajagan yang baik adalah bagaimana peneliti dapat menjadi bagian dari anggota kelompok/masyarakat yang diteliti-nya.

Hal ini dikenal dengan Invensi , Kirk dan Miller (1986:59-70) merumuskan tahap-tahap invensi dalam tiga aspek :

1. pemahaman atas petunjuk dan cara hidup
2. memahami pandangan hidup
3. penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat penelitian



d. Memilih dan memanfaatkan Informan
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian
f. Persiapan Etika Penelitian

Langkah Fokus dan Pembatasan Studi

Langkah Fokus

Click to get cool Animations for your MySpace profile
mmh bingung nehhh ..!



1. Penetapan focus dapat membatasi studi. Dapat membatasi bidang inkuiri. Jadi peneliti tidak perlu kesana kemari mencari objek penelitian karena sudah jelas objek penelitian adalah remaja pada contoh diatas.
2. untuk memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau criteria masuk-keluar (inclusion-exclusion criteria). Jangan karena menarik kemudian dipaksakan masuk dalam data.(ditentukan data yang perlu dimasuk-kan dan tidak/dibuang).

Perumusan masalah yang bertumpu pada focus dalam penelitian kualitatif bersifat Tentatif, artinya penyempurnaan rumusan focus-masalah masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.

Para peneliti kualitatif kadang mengharapkan adanya perubahan demikian dan mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan diberi isi dan warna olehnya.
Penelitian alamiah justru menganggap perubahan demikian karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kearah penyempurnaan dan ke arah inkuiri yang berpandangan luas.

Hal ini jelas sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif bahwa desainnya dapatlah berubah sesuai dengan situasi atau konteks penelitian yang dihadapi.


Pembatasan Studi

Pembatasan masalah merupakan tahap yang menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Hal ini menghasilkan kesimpulan :
1. Suatu penelitian tidak dimulai dari hal yang vakum atau kosong, untuk itu peneliti harus membatasi penelitiannya pada fokus, menghasilkan acuan teori dari suatu penelitian (biasanya dimasukkan dalam bab 2).
2. Fokus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau dari pengetahuan yang diperolahnya melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya. Intinya ketika peneliti menemukan permasalahan maka ia kemudian mendalami kepuskaan yang relevan sebelum terjun ke-Lapangan. Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk bidang inkuiri yaitu bidang-bidang inklusi-eksklusi. Implikasi yang lain adalah peneliti harus memanfaatkan paradigma.
3. Penelitian adalah untuk memecahkan masalah maka perlu perumusan masalah, baru tujuan penelitian ditetapkan.
4. Masalah yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat dirubah disesuaikan dengan latar penelitian. Peneliti harus membiasakan diri terhadap perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan mendasar maka dengan terpaksa peneliti harus mendalami kembali kepustakaan yang relevan.

PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Apa lagi neh ?!



Sebagian peneliti menganggap perumusan masalah merupakan hal yang sepele. Hal ini dapat dilihat ketika calon peneliti, mahasiswa untuk skripsi, tesis dan desertasinya terlihat menggunakan perumusan masalah yang tidak mantap sama sekali.
Beberapa hal yang dicermati ketika membuat perumusan masalah :

A. Pembatasan Malasah Melalui “Fokus”

Pada dasarnya penelitian didasarkan pada persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Masalah tersebut tertumpu pada satu focus. Lincoln dan Gubs(1985:226) tergantung paradigmanya apakah sebagai seorang peneliti atau lainnya. Maka ada tiga macam masalah : masalah untuk peneliti, evaluands untuk evaluator dan pilihan kebijaksanaan untuk peneliti kebijakan.

Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda-tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban(Guba, 1978:44 Lincoln dan Guba, 1985:218; dan Guba Lincoln, 1981:88).

Factor yang berhubungan tersebut dapat berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsure lainnya. Jika dua factor tsb digabungkan akan menghasilkan tanda-tanya.
Kesukaran yaitu suatu yang tidak dipahami atau tidak dapat dijelaskan pada waktu itu.

Seperti adanya tawuran sekolah ; peneliti kemungkinan ingin menelaahnya dari sisi kepala sekolah, perhatian orang tua, gejolak dalam diri remaja. Factor-faktor tersebut dapat dikaitkan menjadi penyebab tawuran remaja. Dan timbullah permasalahan seperti :

- Apakah ada kaitan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan tawuran remaja?
- Bagaimanakah gejolak dalam diri remaja (masa pubertas) apakah hal itu menjadi sumber penyebab timbulnya tawuran remaja?
- Apakah kesibukan orang tua sehingga mengabaikan pendidikan remaja di rumahnya ada kaitannya dengan kenakalan remaja yang berakibat pada tawuran remaja?

Tujuan Penelitian adalah untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan factor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Jadi proses tersebut berupa proses dialektik yang berperan sebagai proposisi-terikat dan antitetis yang membentuk masalah berdasarkan usaha sintesis tertentu.

Sintesis ..?

Persoalan Emik dan Etik

Persoalan Emik dan Etik (82)

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Etis ngk yachh!



Pokok pikiran L. Pike (1954, vol 1:8-28) Language in relations to unifield theory of the structure of human behavior.

Pendekatan secara etik mempunyai beberapa cara :
a. mengelompokkan data tersebut yang dapat di perbandingkan
b. menyiapkan seperangkat criteria untuk mengklasifikasikan setiap unsur data.
c. Mengorganisasikan dalam tipe-tipe
d. Mempelajari, menemukan menguraikan setiap data baru yang ditemukan kedalam kerangka system yang telah dibuat.

Pendekatan emik : merupakan esensi yang sahih untuk satu bahan atau kebudayaan pada satu waktu tertentu;

Pendekatan ini merupakan usaha untuk mengungkapkan dan menguraikan pola suatu bahasa atau kebudayaan tertentu dari cara unsur-unsur bahasa atau kebudayaan berkaitan satu dengan yang lain dalam melakukan fungsinya sesuai dengan pola tersebut. Pendekatan ini tidak berusaha menguraikan segi generalisasi ke dalam klasifikasi yang diperoleh sebelum studi suatu kebudayaan dilakukan.

Pendekatan Emik
Terdiri atas kumpulan rumit antara tujuan dan prosedur. Nonstructural atau mengikuti pengelompokan, jadi peneliti menyusun system kategori yang logis, cara pengelompokan dan satuan-satuan tanpa memperdulikan struktur yang ada dalam bahasa perorangan.
a. pendekatan ini dapat berawal dari seperangkat setiap criteria yan dipilih oleh analisa secara sistematis atau secara arbitrer tanpa menghiraukan system emik yang ada.
b. Criteria ini dapat diterapkan dan dipilih diantara berbagai kegiatan system emik, tanpa peduli system emik tempat asal satuan.
c. Satuan yang sudah diklasifikasikan dapat diperlakukan atas dasar cirri-ciri fisik semata.
d. Satuan-satuan perilaku.

Persoalan Kausalitas

Persoalan Kausalitas (79)

Konsep ini adalah berusaha mencari sebab-akibat berasal dari penelitian klasik yang lebih banyak memberi perhatian, terutama pada latar eksperimental. Kemampuan penelitian jenis ini diragukan oleh banyak orang.

Di ceritakan oleh Barker 1965, (Lincoln dan Guba, 1985:69) ;
Ketika saya mengadakan penelitian tentang Frustasi, penelitian tersebut sudah diverifikasi oleh peneliti lain dan menjadi bagian kepustakaan psikologi secara ilmiah.
Eksperimen tersebut menginformasikan hal mendasar tentang akibat anak-anak yang mengalami frustasi sebagai yang didefinisikan dalam eksperiman dan proses-nya.

Waktu berjalan mahasiswa saya Clifford L Fawl, mengadakan penelitian dan memberikan laporan ;

Pertama ; sulit ditemukan kejadian dari yang diharapkan.
Kedua ; hubungan berarti tidak dapat ditemukan di antara frustasi … dan akibatnya pada prilaku seperti .. Agresi …. Dan manifestasi mengandung arti lain secara teoritis.

Dengan kata lain frustasi jarang terjadi pada masa kanak-kanak, dan jika hal itu di amati tidak ada akibatnya pada prilaku yang diamati di laboratorium.
Dari hal diatas bahwa penelitian kualitatif lebih banyak memberikan jawaban terhadap inkuiri, termasuk yang bersifat kausalitas sekalipun.

Lofland (1980:102:104) menelaah tiga bentuk hubungan sebab akibat ;
1. hubungan tunggal
2. hubungan dengan sejumlah penyebab
3. hubungan dengan penyebab yang mungkin bertambah.

Patton (1980:278) prinsip utama dari analisis kualitatif ialaha bahwa hubungan kausal dan pernyataan teoritis harus secara jelas muncul dan berakar dari fenomena yang di telaah, teori muncul dari data; ia tidak boleh dipaksakan kepada data.

Naturalistic ?

Unsur-unsur Teori hipotesis dan integrasi

b. Hipotesis

Analisis ini dicapai melaui perbandingan, analisis perbandingan dua kelompok tidak hanya menghasilka kategori, tetapi mempercept adanya hubunga yag disimpulkan antara kelompok tersebut ; hal tersebut disebut hipotesis kerja. ; hipotesis kerja selalu diverifikasi sepanjang penelitian ini berlangsung.

Cara ini dilakukan semenjak awal penelitian terjun ke area penelitian. Hal ini lepas dari apakah hal ini dimulai dari hal kosong atau karena hal tertentu. Yang dirumuskan dalam rumusan peneleitian.

Peneliti sejak awal sudah aktif membentuk hipotesa kerja dalam rangka pembentukan teori. ; mencakup penyusunan teori hipotesis kerja baru maupun verifikasi hipotesis kerja melalui perbandingan antar kelompok. Hal ini dapat terbentuk secara simultan pada tiap langkah penelitian, yaitu pada tahap pengumpulan data, pemberian kode, maupun pada tahap analisis data. Bisa jadi pada penelitian tertentu ada yang hipotesis kerja ditemukan dalam jangkawaktu lama karena terkait peristiwam social tertentu.

c. Integrasi
Integrasi adalah pemaduan antar teori sehingga unsur-unsur teori tersebut dapat lebih bermakna dan kompak. Integrasi bisa dimulai dari tin gkat yang um um ketingkat yg lebih khusus. Integrasi secepatnya dilakukan apabila konsep teori muncul.
Integrasi teori formal dilakukan setelah ditemukan teori substan tif sudah muncul secukupnya. Teori sangat berkaitan erat dengan data.

Unsur-unsur Teori

Unsur-unsur Teori

Yang dibentuk melalui analisis perbandingan, meliputi ;
a. Kategori konseptual dan kawasan konseptualnya.
b. Hipotesis kerja atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasannya s
c. Integrative.


a. Konseptual dan kawasan nya

Kategori adalah unsur konseptual suatu teori, sedangkan kawasannya(propti) adalah aspek atau unsur suatu kategori.
Contoh ;
Dua kategori dari pelayanan perawat adalah ; 1. pandangan dari segi profesi dan 2. persepsi tentang rasa kehilangan dalam masyarakat.

Pembentukan teori yang dimulai dengan ketogorisasi boleh saja menggunakan teori yang ada, tetapi pembentukan teori dalam penelitian kualitatif tetap lebih mementingkan konsep-konsep yang muncul dari data, dengan alasan :

1. berdasar teori lama maka pembentukan kategorisasi baru dan tujuannya bisa berubah dan bukan lagi pembentukan, tetapi menjadi verivikasi atau seleksi.
2. kategori yang muncul dari data biasanya lebih cocok dan relevan dengan data
3. kecukupan indicator diperlukan bagi muncul-nya kategori hamper tidak menjadi masalah.


Dipihak lain verifikasi suatu teori bertujuan mambangun kesamaan dan variasi dalam konsep yang setingkat. Sedang tujuan pembentukan teori adalah untuk mencapai ketidaksamaan dari ketegori yang muncul. Kemudian mensintesiskan-nya pada sebanyak mungkin konsep dan hipotesis kerja yang digeneralisasikan.

Sintesis tersebut menciptakan hubungan yang jelas dan yang telah siap antara data dan abstraksi konseptual rendah maupun tinggi dari konsep atau teori yang tersedia.

Dengan cara ini maka walaupun sudah banyak konsep atau teori yang tersedia, akan lebih banyak lagi konsep atau teori yang akan terungkap yang selama ini belum terjamah.

Maka untuk itu usaha yang digunakan adalah bekerja secara nontradisional dengan tanpa atau sedikit sekali bekal kepustakaan teknis. Maka akan banyak teori yang muncul dan terungkap dan membuka tabir dalam inkuiri penelitian social(Glaser dan Straus, 1980:3-4)

Lima Aksioma Lincoln dan Guba(1985:36-38)

Lima Aksioma Lincoln dan Guba(1985:36-38)

AKSIOMA 1 ; Hakekat kenyataan (ontologi)
Positivisme : terdapat kenyataan tunggal, nyata terbagi-bagi ke dalam variable bebas dan proses yang dapat di teliti secara terpisah dari yang lainnya; inkuiri ini dapat di konvergensikan sehingga kenyataan dapat akhirnya dapat dikonstrak dan diramalkan,

AKSIOMA 2 ; hubungan yang mencari tahu dan yang tahu.
Positivisme ; pencari tahu dan objek inkuiri adalah bebas, pencari tahu dan yang tahu membentuk dualisme yang distrik
Alamiah ; pencari tahu dan objek inkuiri berinteraksi sehingga saling mempengaruhi satu dengan lainnya; pencari tahu dan yang tahu tidak dapat dipisahkan.

AKSIOMA 3 ; Kemungkinan Generalisasi
Positivisme ; tujuan inkuiri adalah mengembangkan tubuh pengetahuan yang nomotetik dalam bentuk generalisasi, yaitu pernyataan benar yang bebas dari waktu dan konteks (hal tsb jadi benar dimanapun dan kapan pun).
Alamiah ; tujuan inkuiri mengembangkan tubuh pengetahuan yang indiografik dalam bentuk hipotesis kerja yang memberi gambaran tentang kasus perorangan.

AKSIOMA 4 ; kemungkinan hubunga kausalitas
Positifisma ; setiap tindakan dapat di terangkan sebagai hasil atau akibat dari suatu sebab sesungguhnya yang mendahului akibat tersebut secara sementara.
Alamiah ; seluruh kebulatan berada dalam keadaan saling mempertajam secara simultan sehingga tidak mungkin membedakan penyebab dari alasan akibat.

AKSIOMA 5 ; Peranan Nilai dalam inkuiri (aksiologi)
Positivisme ; inkuiri adalah bebas nilai dan dapat dijamin demikian oleh kebaikan pelaksanaan metode objektif.
Alamiah ; inkuiri terikat nilai ;

Macam Paradigma Penelitian Kualitatif

Paradigma Penelitian Kualitatif

Penelitian pada hakekatnya adalah upaya untuk menemukan kebenaran dan untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filosuf, peneliti, maupun oleh para peneliti melalui model-model tertentu, model tersebut dikenal dengan paradigma.
Menurut Bogdan dan Biklen(1982:32) paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian.

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya), atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).

Kuhn (1962) dalam the structure of scientific revolutions’ mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, yang menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang koheren dari penelitian ilmiah. Penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.

Harmon(1970) mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.

Baker(1992) mendefinisikan paradigma sebagai ‘seperangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal :
1. hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas
2. hal itu menceritakan kepada anda bagaimana harusnya melakukan sesuatu didalam batas-batas agar bisa berhasil.

Capra(1996) mendefiniskan paradigma sebagai ‘konstelasi konsep, nilai-nilai, persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.

Paradigman alamiah bersumber mula-mula dari pandangan Max Weber yang diteruskan Irwin Deutcher, yang lebih dikenal sebagai pandangan fenomenologis. Fenomenologi berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak, yang dibayangkan atau dipikirkan oleh orang-orang itu sendiri.

Paradigma Penelitian Kualitatif

Isi pembahasan materi ;

- Tiga aksioma paradigma alamiah
- Dua buah asumsi penelitian ilmiah
- Hubungan fungsi teori dengan teori penelitian
- Bentuk formulasi teori yang lebih baik untuk keperluan pelaporan hasil penelitian kualitatif.
- Perlu tidaknya verifikasi teori untuk menyusun teori dari dasar
- Bentuk generalisasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif
- Penjelasan konsep saling mempertajam


Pendahuluan

Dalam diri seseorang dalam bertindak sebenarnya sudah terbentuk alasan mengapa ia bertindak dan berprilaku sedemikian, dan terbentuk dalam dirinya perangkat kepercayaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu yang disebut aksioma (istilah Guba) atau paradigma. Dan jika seseorang ingin meneliti secara kualitatif maka perlu mendalami paradigma yang menyertai-nya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba mencari dan menemukan teori, teori substantif atau formal. Yang kesemuanya jelas berasal dari data.

Pertanyaan yang timbul antara lain ;

- Generalisasi
- Kausalitas
- Cara mengungkapkan peristiwa, keadaan, situasi, kebudayaan, organisasi dan semacam-nya. Apakah pendekatan yang dilakukan itu meninjau dari segi dirinya, etik atau dari segi dunia yang dihadapi-nya. Apakah dari segi emik ? secara fenomenologi dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti haruslah bersifat emik.

Persoalan dalam paradigma penelitian kualitatif ; segi-segi sutau teori, penyusunan teori, persoalan generalisasi, kausalitas, emik-etik.

Apakah Penelitian Kualitatif benar-benar ilmiah ?

Penelitian kualitatif bermula dari dasar, bersifat induktif, keraguan timbul tatkala pengujian hipotesis telah ditetapkan secara apriori.

Penelitian sejatinya adalah untuk menemukan suatu teori, dan akan lebih baik jika dilakukan dengan cara induktif. Data dikumpulkan, dianalisa, diabstraksikan, kemudian muncul teori-teori sebagai penemuan baru.

Disini terdapat dua paradigma ; Paraadigma ilmiah dan paradigma alamiah
Paradigma ilmiah sering disebut sebagai paradigma konvensional, (Guba & Lincoln) atau menurut terjemahan dari scientific paradigm (paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm (paradigma alamiah).

Beberapa poin penting penelitian kualitatif ;

- Pada dasarnya, Ilmu (science) adalah deskripsi dari pandangan filosofi tertentu, pandangan-pandangan dan kegiatan-kegiatan.
- Penelitian apa pun merupakan langkah ilmuan dalam mempertanyakan keteraturan dan keragaman ilmiah
- Penelitian merupakan proses pencarian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ilmiah.
- Penelitian merupakan ‘science in action’

Grounded Theory

Dikembangkan pada mulanya oleh Glaser dan Strauss 1960-an, dengan tujuan untuk mengembangkan tentang minat terhadap fenomena. Hal tersebut tidak hanya teoritisasi melainkan teori perlu di-grounded atau berasal dari bawah, dalam suatu pengamatan, hingga menjadi istilah.

Grouded theory merupakan proses bertahap yang cukup rumit, dimulai dari pertanyaan yang generatif yang membantu peneliti, saat peneliti mengumpulkan data konsep teoritis inti di identifikasi, kemungkinan kaitan dikembangkan antar konsep inti teori dengan data. Proses ini cenderung terbuka dan memakan waktu berbulan-bulan, kemudian masuk verifikasi dan ikhtisar, kemudian berkembang dan secara perlahan memasuki kategori inti yang menjadi pusat.

Strategi analisi kunci ;
a. koding ; kategorisasi data kualitatif, menguraikan implikasi dan kategori-kategori-nya, yang kemudian dikaitkan dengan konsep inti.
b. Memoing ; membuat memo ; mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan dari peneliti hal tersebut dapat muncul selama studi. Dilakukan secara ekstensif dalam catatan marjinal dan tanggapan-tanggapan dari hasil catatan lapangan.
c. Diagram terpadu dan sesi ; untuk menarik rincian menjadi satu, agar data bisa berarti dengan mengarahkan diri pada teori-teori yang muncul. Dapat berupa konsep, gambar langsung, kartun sederhana yg menjadi alat untuk mengiktisarkan.

Interaksi simbolik dan penelitian lapangan

Interaksi simbolik

Untuk memahami prilaku kita perlu untuk memahami definisi dan proses pendefinisian-nya. Manusia terlibat aktif dalam penciptaan dunia-nya maka harus jelas pemisahan antara riwayat hidup dengan masyarakat yang merupakan sesuatu yang esensial.

Manusia merupakan hewan simbolik yang perilakunya hanya dapat dipahami dengan jalan peneliti memasuki proses definisi melalui metode seperti pengamatan-berperanserta.


Penelitian Lapangan

Field research atau penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke-lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah atau ‘in situ’. Dan jelas terkait erat dengan pengamatan-berperan serta. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian di buatkan kodenya dan dianalisa dalam berbagai cara.

Fenomenologi

Fenomenologi dapat di artikan sebagai ;
1. Pengalaman subjektif atau fenomenologikal
2. Studi tentang kesadaran dan dari perspektif pokok dari seseorang(husserl) , atau anggapan umum yg menunjukkan pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. = dalam arti yang lebih khusus istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang, sebagai suatu disiplin ilmu.

Fenomenologi = digunakan sebagai perspektif filosofis digunakan juga sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif.
Fenomenologi = mempunyai riwayat yang panjang dalam penelitian social termasuk psikologi, sosiologi dan pekerjaan social.
Fenomenologi = merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada focus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia, fenomenologi berusaha memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain.

Ciri fenomenologi ;
1. Cenderung mempertanyakannya dengan naturalisme atau objektivisme dan positivisme yang telah berkemabang sejak renaisans dalam pengetahuan modern dan teknologi.
2. Memastikan kognisi yang mengacu pada yang dinamakan ‘Evidenz’ = kesadaran akan suatu benda.
3. percaya bahwa tidak hanya satu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.

Landasan teori Penelitian Kualitatif

Pada dasar-nya landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi dijadikan sebagai dasar teori utama dan lainnya ; interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian ini.

Seorang peneliti biasanya berdasar pada teori yang sudah ada,
teori tersebut kemudian dibatasi pada pengertian ; Suatu pernyataaan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris.

Bogdan dan Biklen (1982:30) menggunakan istilah Paradigma
Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan cara penelitian.
Orientasi dan perspektif teoritis adalah cara memandang dunia, asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang penting, dan apa yang membuat dunia bekerja.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF 10-11

10. Manusia sebagai alat (instrument)

Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dikarenakan perlunya ada penyesuaian dilapangan yang hanya dapat di lakukan oleh peneliti sendiri, dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusia yang dapat memahami kenyataan di lapangan.

Untuk menghindari peneliti menjadi factor pengganggu maka peneliti harus dapat beradaptasi dengan objek penelitian/masyarakat, yang dikenal dengan penelitian dengan peran serta (participant-observation).


11. Latar Alamiah

Hal yang diteliti haruslah berlatar ilmiah, dan pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Karena menurut Lincoln dan Gube (1985-39) ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan yg tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Dengan asumsi ;

1. tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, maka peneliti harus menjaga keutuhan penelitian untuk pemahaman.
2. konteks berarti dan dapat menentukan apakah dapat mempengaruhi konteks yang lain-nya(diteliti proses saling mempengaruhi).
3. sebagian nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan di cari.

Sebagai contoh jika peneliti meneliti tentang mahasiswa kedokteran maka peneliti harus mengikuti subjek-nya seperti masuk ruang kuliah, lab, RS, tempat Mhs berkumpul, asrama, tempat pertemuan lain-nya.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF 6-9

6.Desain yang bersifat Sementara

Peneliti kualitatif membuat disain yang terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan, dan tidak menggunakan desain yang ketat dan kaku yg tidak dapat dirubah. Karena beberapa hal ;

a. Kenyataan dilapangan tidak dapat dibayangkan.
b. Tidak dapat diramalkan apa yang akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan.
c. Adanya bermacam system nilai yang tidak dapat diramalkan sebelumnya.

Dengan kata lain desain khusus dapat dicipatakan tetapi dapat berubah menyesuaikan dengan yang terjadi dilapangan.


7.Adanya Kriteria khusus untuk keabsahan data

Menurut Lincoln dan Guba (1985:43) mendefinisikan validitas, reliabilitas dan objektivitas dalam versinya yang berbeda dengan beberapa alasan ;

a. Validitas cara lama telah gagal karena menggunakan isomorfisme antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal dimana penelitian dapat dikonvergensikan.
b. Validitas eksternal gagal Karena tidak taat asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya.
c. Criteria Realibilitas gagal karena mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desain yang dapat berubah-ubah.
d. Criteria objektivitas gagal karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai. Maka pemeriksaan keabsahan data criteria khususnya sebagai yang di uraikan.


8.Analisis data secara induktif

Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Karena beberapa hal ;

a. Proses induktif lebih menemukan kenyataan-kenyataan seperti yang terdapat dalam data.
b. Analisa induktif dapat menghasilkan hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel.
c. Analisa ini dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidak-nya pengalihan pada suatu latar lainnya.
d. Analisa induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagian dari struktur analitik.

9. Metode Kualitatif

Adalah metode yang menggunakan metode pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan dengan beberapa pertimbangan ;
a. Metode ini akan lebih mudah jika dilapangan bertemu dengan kenyataan jamak.
b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat bubungan antara peneliti dan responden
c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhada pola-pola nilai yang dihadapi.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF

Bogdan & Biklen (1982:27-30) mengajukan lima buah ciri kualitatif
Lincoln & Guba (1985:30-44) mengulas sepuluh buah cirri kualitatif
Dibawah ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua-nya.

1.Teori Dasar (Grouded Theory)

Arah bimbingan teori kualitatif adalah penyusunan substantive berasal dari data, karena :
a. tidak ada teori apriori yg dapat mencakup kenyataan-kenyataan yang banyak terjadi
b. peneliti mempercayai yang dilihat sehingga berusaha senetral mungkin
c. teori dasar lebih dapat responsive terhadap nilai kontekstual.

Analisa induktif, bahwa upaya pencarian data bukan untuk membuktikan hipotesa yg telah dirumuskan sebelum penelitian. Analisa ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yg telah dikumpulkan, kemudian di kelompok-kan; jadi penyusunan teori disini berasal dari bawah ke atas (grouded theory. Yaitu dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan dan saling berhubungan.

Jika peneliti merencanakan untuk menyusun teori, arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data dikumpulkan. Jadi peneliti menyusun dan membuat gambaran yang makin menjadi jelas sementara data di kumpulkan dan bagian-bagiannya di uji.

“lebih focus pada penyusunan kesimpulan data /abstrak ?”


2.Deskriptif

Data yang terkumpul adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu merupakan penerapan dari metode kualitatif. Semua data yang ada dapat menjadi kunci terhadap apa yg diteliti.

Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut, dapat berupa dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Peneliti kemudian menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di telaah satu demi satu.

Pertanyaan dengan kata Tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan peneliti. Dan tidak memandang sesuatu itu sudah demikian adanya.

3.Lebih mementingkan Proses dari Pada Hasil

Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Bordan dan Biklen (1982:29) memberikan contoh ; seorang peneliti yang menelaahsikap guru terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan kegiatan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.

4.Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Penelitian kualitatif menghendaki pengertian dan interpretasi dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Hal ini disebabkan beberapa hal ;
a. susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti.
b. Hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari.
c. Konfirmasi hipotesa kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.


5.Adanya Batas yang ditentukan oleh fokus

Adanya batas karena beberapa hal ;
a. batas menentukan kenyataan jamak kemudian mempertajam focus
b. penetapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan focus.


ref.
Metode Penelitian Kualitatif
Edisi revisi, Prof. Dr. Lexi J. Moleong, M.A.
Rosdakarya, 2006

Main game yuk !

Sorry, you will need the <a href="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer/" target="_blank">Flash Player</a> to play this game.
Add Games to your own site

Saran dan Masukan

Bagi anda yang ingin berbagi, memberikan masukan, komentar, pertanyaan, mengirim artikel & ingin ditayangkan, silahkan kirim ke ajias66@gmail.com.
Follow kangazi99 on Twitter